Secara umum, peternak itik di Indonesia mengenal tiga jenis itik, yaitu :
a. Itik penghasil telur konsumsi, yang juga sering merangkap sebagai
penghasil telur tetas, misalnya Itik Alabio, Bali, Tegal, Mojosari
(Mojokerto) atau itik Kerawang.
b. Itik penghasil daging, yang juga sering merangkap sebagai induk
buatan untuk mengerami telur itik, dikenal dengan nama Entok, itik
Manila atau itik Serati.
c. Itik kesayangan atau hoby, seperti east india, Call (Grey Call) dan Mandarin.
1. ITIK TEGAL (Anas Javanica)
Itik Tegal merupakan itik indian runner dari jenis itik Jawa (Anas
javanica). Sesuai dengan nama tempat pengembangannya, yaitu Tegal (Jawa
Tengah) dan sekitarnya, di tegal banyak dipelihara di Desa Pasurungan
Lor dekat perbatasan dengan Kabupaten Brebes. Itik ini tergolong sebagai
itik tipe petelur produktif dan mampu menempuh jarak jauh apabila
digembalakan dari satu tempat ketempat yang lain.
Ciri khas dari itik tegal, adalah menyerupai botol,
berbadan langsing, postur tubuh tegak, dan tinggi badannya antara 45-50
cm. Warna bulu bervariasi dari cokelat (jarakan), totol-totol cokelat
atau dikenal dengan warna branjangan, hitam dan putih. Selain itu ada
juga yang berwarna putih bersih, putih kekuning-kuningan, abu-abu hitam
atau warna campurannya. Leher panjang dan bulat, kepalanya kecil,
matanya bersinar terang terletak agak di bagian atas.
Itik tegal berbulu “branjangan” menghasilkan telur 250
butir/tahun. Itik tegal berbulu “jarakan” menghasilkan telur 200 butir
/tahun. Sedangkan itik berbulu putih menghasilkan sekitar 150
butir/tahun. Berat telur rata-rata yang dihasilkan itik tegal berkisar
antara 65-70 gr/butir, warna kulit telur hijau kebiruan, dan berkulit
agak tebal.
Usia awal berproduksi telur itik tegal umur 22-24 minggu,
tetapi usia itu bukanlah masa produktif telur, masa produktif telur
yang sebenarnya adalah umur 1-2 tahun, dimana masa produktif ini
berlangsung sampai tiga kali. Itik tegal tidak mempunyai sifat mengerami
telurnya.
2. ITIK MOJOSARI
Itik Mojosari disebut juga itik Mojokerto atau modupuro,
merupakan itik lokal berasal dari desa Modupuro Kecamatan Mojosari
Kabupaten Mojokerto (Jawa Timur). Keistimewaan itik ini adalah banyak
digemari konsumen. sebab walaupun bentuk badan itik ini relatif lebih
kecil dibandingkan itik-itik petelur lainnya, tetapi telurnya cukup
besar, rasanya enak, dan warna kerabang kulitnya kehijau-hijauan.
Itik Mojosari merupakan itik petelur unggul. Bila
digembalakan di areal sawah yang subur, itik ini mampu menghasilkan
telur rata-rata 200 butir/tahun. Bila dipelihara secara intensif dengan
dikandangkan tanpa air, produksi telur dapat meningkat rata-rata-265
butir per ekor/tahun.
Kelebihan itik mojosari adalah masa produktif dalam bertelur
cukup lama. Bertelur pertama kali pada usia 6 bulan sampai 7 bulan
produksinya masih belum stabil. Mulai stabil dan banyak produksinya
adalah setelah usia menginjak 7 bulan. Kalau perawatannya baik dan tak
ada kesalahan dalam pemeliharaan, produksi telur dapat mencapai 70-80 %
per hari dari seluruh populasi.
Gambar 2
Bentuk tubuh itik mojosari hampir sama dengan itik indian
runner lainnya, yaitu seperti botol dan berdiri tegak, hanya saja
ukurannya relatif kecil.Warna bulu itik jantan dan betina tidak berbeda,
umumnya berwarna kemerahan dengan variasi dari coklat, hitam, dan
putih. Perbedaan yang mencolok diantara kedua jenis kelamin ini adalah
pada itik jantan, bentuk bulu ekor yang melengkung ke atas selembar
hingga dua lembar. Paruh dan kakinya berwarna lebih hitam dibandingkan
dengan itik betina.
3. ITIK BALI
Itik bali (Anas sp) adalah itik lokal indonesia yang
banyak berkembang di Pulau Bali dan Lombok. Itik ini memilki daya tahan
hidup yang sangat tinggi, sehingga dapat dipelihara di berbagai tempat
di Indonnesia.
Pada umumnya itik ini hampir sama dengan itik Jawa, hanya
badannya lebih berisi dan lehernya lebih pendek, warna bulunya
cenderung lebih terang. Seperti halnya itik tegal, itik bali ada tanda
warna bulu khusus, juga mempunyai kemampuan produksi telur tertentu.
Itik Bali bulu “sumi” merupakan itik bali yang paling
produktif, karena dapat menghasilkan telur sekitar 153 butir/tahun. Itik
Bali bulu “sumbian” mampu menghasilkan telur sekitar 145 butir/tahun.
Itik bali bulu “sikep” mampu berproduksi telur 100 butir/tahun dengan
berat telur mencapai 70 gr/butir dengan kerabang telur berwarna putih,
tapi ada juga kebiruan. Itik bali berbulu putih dan kepala berjambul,
lebih banyak yang dijadikan sebagai itik hias atau itik untuk sesaji,
daripada dijadikan sebagai itik petelur.
Dibandingkan dengan itik-itik petelur lainnya, itik bali
merupakan itik penghasil telur berukuran relatif kecil, bahkan ukuran
telurnya pun lebih kecil dari itik alabio, yaitu hanya 59 gr/butir.
Ukuran tubuh standar itik bali jantan 1,8 – 2 kg, yang betina 1,6-1,8
kg. Karena bentuk tubuhnya yang hampir tegak berdiri seperti burung
penguin, maka itik ini dinamakan sebagai itik penguin.
Itik Bali umumnya mulai bertelur pada usia 23-24 minggu,
tidak mempunyai sifat mengeram telur. Ciri khas itik bali adalah sebagi
berikut :
1. Kepala dan leher kecil, bulat memanjang, dan tegak agak melengkung.
2. Badan ramping dan ekor relatif pendek.
3. Kepala selalu berjambul.
4. ITIK ALABIO (Anas platurynchos)
Itik alabio adalah itik borneo atau itik kalimanta.
Merupakan itik asli Kalimantan, diperkirakan hasil persilangan antara
itik asli kalimantan selatan dengan itik peking. Nama Alabio diberikan
pada tahun 1950 oleh Drh. Saleh Puspo, Alabio diambil dari nama salah
satu kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara di Kalimantan Selatan.
Ciri khas itik alabio adalah sebagai berikut :
1. Bentuk tubuh segitiga dan membentuk sudut 60 derajat dengan tanah.
2. Bentuk kepala kecil dan membesar ke bawah.
3. Warna bulu itik betina kunig keabu-abuan dengan ujung bulu sayap, ekor, dada, leher, dan kepala agak kehitaman.
4. Warna bulu itik jantan abu-abu kehitaman dan pada ujung ekor terdapat bulu yang melengkung ke atas.
5. Warna paruh dan kaki kuning.
Gambar 3
Itik Alabio merupakan itik tipe petelur yang produktif,
pada pemeliharaan secara tradisional (digembalakan) menghasilkan telur
130 butir/tahun. Bila dipelihara secara intensif dapat, berproduksi
antara 200-250 butir/tahun. Berat rata-rata 65-70 butir, dengan kulit
telur berwarna hijau keabu-abuan. Secara umum ukuran telur lebih kecil
dibandingkan ukuran telur jenis lainnya. Berat standar itik jantan 1,8-2
kg, sedangkan itik betina 1,6-1,8 kg.
5 ITIK RAMBON (Itik Ras Cirebon)
Itik Rambon merupakan itik hasil persilangan antara itik
lokal Cirebon (Itik Tegal ) dengan itik Alabio. Tujuan persilangan
adalah diperoleh itik pedaging berproduksi telur tinggi dan disukai oleh
konsumen.
Gambar 4
Karkteristik itik Rambon, berwarna bulu kecoklatan halus
mengkilat, paruh dan kaki berwarna hitam, ukuran badan ramping tinggi,
leher panjang dan berdiri tegak nampak seperti botol, mata bening
cerah. Bobot badan umur 20 minggu berkisar 1,5 – 1,6 kg. Pejantan
Rambon memilki birahi tinggi, sehingga akan sering kawin. Produksi
telur mencapai 75 – 80% dengan kulit telur berwarna hijau kebiru-biruan.
Thursday, November 14, 2013
Jenis-Jenis Itik di Indonesia
5:37 AM
No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment