Peningkatan kesadaran masyarakat global terhadap
adanya hubungan yang kuat antara konsumsi pangan dan status kesehatan membuka
peluang dan tantangan yang besar bagi industri peternakan. Konsumen kini tidak
hanya memilih produk pangan yang dapat menghilangkan lapar dan mencukupi
kebutuhan nutrisi semata, tapi juga pangan yang dapat meningkatkan kesehatan
fisik dan mental. Produk pangan tersebut kemudian lebih sering disebut dengan
pangan fungsional.
Berbagai definisi pangan fungsional kini banyak
diajukan oleh para para pakar bidang pangan di seluruh dunia. Secara ringkas,
pangan fungsional adalah pangan yang telah diperkaya dengan komponen bioaktif
tertentu yang diklaim dapat bermanfaat bagi kesehatan. Komponen bioaktif
tersebut diantaranya adalah omega-3, antioksidan, flavonoid, asam amino, vitamin,
dan mineral tertentu.
Produk peternakan telah terbukti merupakan sumber
nutrisi yang lengkap dan seimbang. Salah satu produk peternakan tersebut adalah
telur itik. Telur ini memegang peranan penting sebagai sumber nutrisi utama
yang disukai oleh seluruh lapisan masyarakat. Telur itik memiliki kandungan
protein tinggi dengan asam amino yang lengkap, serta kandungan vitamin dan
mineral yang seimbang. Keunggulan yang dimiliki telur ini berpotensi untuk
dapat dijadikan sebagai produk pangan fungsional. Akan tetapi, adanya anggapan
sebagian orang bahwa telur itik berkontribusi terhadap asupan kolesterol
menuntut adanya rekayasa teknologi produksi, sehingga dapat meningkatkan daya
terima konsumen dan karakteristik fungsional.
Likopen merupakan karotenoid unik yang dapat
ditemukan pada berbagai sayur-sayuran salah satunya adalah tomat. Likopen mampu
meredam oksigen tunggal 2 kali lebih kuat dibandingkan beta-karoten dan 10 kali
lebih kuat jika dibandingkan dengan alfa-tokoferol. Aktivitas antioksidan
likopen tersebut dapat berperan dalam menjaga kualitas telur, selain itu juga dilaporkan
bahwa aktivitas antioksidan dapat mencegah penyakit kardiovaskuler, kanker, dan
osteoporosis pada manusia (Rao et al., 2003). Pemberian likopen dapat
menurunkan kandungan kolesterol pada burung puyuh (Sahin, 2006) dan
memungkinkan likopen terdeposit dalam telur ayam (Benakmoum, 2013).
Asam
lemak omega-3 merupakan asam lemak berantai panjang dengan ikatan ganda pertama
pada gugus metil ketiga. Salah satu sumber asam lemak omega-3 adalah minyak
ikan. Pemberian asam lemak omega-3 pada ayam petelur dapat meningkatkan
kandungan asam lemak omega-3 terutama DHA dan EPA, serta menurunkan kolesterol
pada kuning telur. DHA dan EPA merupakan komponen penting dalam pencegahan
penyakit kardiovaskuler (Dewailly et al., 2001).
Potensi
besar yang dimiliki likopen dan omega-3 sebagai komponen pangan fungsional
membuka peluang untuk dapat memperbaiki kualitas telur itik lokal. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengembangan telur itik lokal fungsional melalui
implementasi good farming practices,
rekayasa aditif pakan, diversifikasi produk, dan strategi marketing yang baik
untuk membangun industri peternakan yang berdaya saing menuju pasar global.
Kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan ini akan diisi oleh beberapa pemateri yang sudah berpengalaman dibidangnya masing-masing. Menghadirkan pemateri mulai dari hulu ke hilir agar tercipta suatu sistem baru yang dapat mencapai tujuan untuk membangun industri peternakan yang berdaya saing menuju pasar global.
Host dan Moderator
- Ilga Maharani J
Pemateri I
- Agnesia Ratih Efrynda
"Implementasi Good Farming Practices untuk Menjamin Kualitas dan Produktivitas Peternakan Itik Mojosari di Kabupatetn Mojokerto"
Pemateri II
- Faizal Andri
"Rekayasa Aditif Pakan Berbasis Tepung Tomat dan Minyak Ikan untuk Produksi Telur Itik Lokal Fungsional Kaya Omega-3 dan Antioksidan"
Pemateri III
- Raisa Lathifah Najmina
"Teknologi Pengolahan Telur Itik Lokal Abad 21: Berdaya Saing dan Profitable"
Pemateri IV
- Triswantoro
"Strategi Pemasaran Produk Lokal Go Global Melalui Media Sosial Berbasis Online"
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Rabu, 27 Nopember 2013 Pukul 07.00-08.00 WIB
Fakultas Peternakan Ruang 7, Gedung 4
Universitas Brawijaya
Malang
0 comments:
Post a Comment